Piknik Colongan ke Pulau Pahawang

Buatku, yang namanya kerja bisa sambil keluar kota sesekali itu berkah.

Setiap ada dinas keluar kota, jika memungkinkan kusempatkan mengunjungi tempat wisata di daerah tersebut, terlebih jika memang tempat tersebut belum pernah kusambangi. Tak sulit mendapatkan partner traveling, sebab pasti ada saja rekan kerjaku yang bilang ‘hayu’ saat diajak main.

Hal ini membuatku berpikir, kalau memang kita akan ditempatkan di dalam lingkungan yang cocok dengan kita.

Aku yang hobi traveling misalnya. Terlahir di keluarga yang senang jalan-jalan. Sebelum usia satu tahun sudah dibawa traveling ratusan kilometer jauhnya. Lalu diberi teman yang juga satu frekuensi, senang jalan-jalan. Kemudian dapat pekerjaan yang sesekali harus melaksanakan perjalanan dinas keluar kota. Dan yang terbaru, diberi suami yang keluarganya juga hobi jalan-jalan.

“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”

QS. Ar Rahman : 13

Lampung, Maret 2019

“Tempat wisata yang bagus deket sini di mana yaa?”, tanyaku pada rekan-rekan kerjaku dalam obrolan ringan di suatu siang.

Singkat cerita, mereka menyarankan Pantai Sari Ringgung. Dan dengan senang hati mereka mau menemaniku ke sana esok harinya (atau lusa?). Aku lupa.

Berhubung pekerjaanku hari itu hanya bisa dieksekusi di malam hari, maka siang harinya aku punya kesempatan main! For your info, aku adalah seorang software developer. Pekerjaanku hari itu memerlukan akses ke server, yang mana mau tak mau dilakukan malam hari, sebab siang hari adalah waktu operasional. Haram hukumnya server down di siang hari ๐Ÿ™‚

Okee, kembali ke cerita.

Kami berempat berangkat ke Pantai Sari Ringgung menggunakan layanan taksi online. Kukira dekat, ternyata jauh!

Pantai Sari Ringgung cantik. Ada ayunan di dalam air tak jauh dari bibir pantai. Kalau mau naik ayunan harus masuk air setinggi paha orang dewasa.

Pantai Sari Ringgung

Namun sejujurnya, aku bosan. Tak banyak yang bisa dilakukan. Kalau hanya butuh pemandangan dengan suasana dan atmosfer pantai, jelas Pantai Sari Ringgung cocok. Tapi kalau untuk main air, menurutku kurang cocok.

Sebuah ide tiba-tiba saja tercetus di kepalaku. “Kita nyebrang ke Pahawang yuk”, seruku.

Tak dinyana kawan-kawanku setuju.

Kami mulai bertanya-tanya pada nelayan di sana, berapa biaya untuk menyeberang ke Pulau Pahawang. Cukup mahal ternyata. Satu perahu 800 ribu, nanti dipinjami alat snorkeling katanya. Kami berempat, berarti masing-masing harus mengeluarkan uang 200 ribu.

Lumayan juga.

Tak jauh dari tempat kami bernegosiasi dengan bapak nelayan, 4 orang lelaki kira-kira seusia kami baru saja tiba di Pantai Sari Ringgung.

Nekat, kuhampiri mereka lalu menawarkan trip bareng untuk menekan harga. Satu perahu diisi 8 orang kan jadi cuma 100 ribu per orang. Impulsif saja, siapa tau mau ๐Ÿ™‚

Awalnya mereka menolak. Rencana nyebrang ke Pahawang besok katanya. Ya sudah kami pun urung pergi. Kami kembali bermain di Pantai Sari Ringgung.

Eh tapi tiba-tiba mereka menghampiri kami. Mereka berubah pikiran mengiyakan. Tentu saja kami girang.

Kami berdelapan menyeberang ke Pulau Pahawang.

Lagi-lagi kukira dekat, ternyata jauh! Dengan kapal nelayan kira-kira dibutuhkan waktu 45 menit menyeberang dari Pantai Sari Ringgung menuju Pulau Pahawang.

Sebelum mendarat di Pulau Pahawang, kami ber-snorkeling terlebih dahulu. Tak jauh dari pulau memang. Sepaket alat snorkeling dipinjamkan kepada kami. Namun memang karena kami negosiasi langsung dengan nelayan, bukan booking paket wisata lewat agen travel, tak ada dokumentasi bawah air. Tak apa, indahnya terumbu karang Pahawang biar kami simpan dalam memori di kepala.

Snorkeling dulu ๐Ÿ™‚

Lucunya, kami tak bawa baju ganti!

Ya, kami ke Pantai Sari Ringgung memang niat awalnya hanya untuk bermain di pinggir pantai saja. Tak ada rencana untuk berenang, apalagi hingga snorkeling. Namun akhirnya malah nekat menyeberang ke Pulau Pahawang.

Kami menggunakan pakaian yang sama untuk berangkat, untuk berenang, dan untuk pulang. Pakaian saja kami tak bawa, apalagi peralatan mandi ๐Ÿ™‚

Pelajaran hari itu:

Selalu bawa baju ganti setiap akan pergi ke pantai, baik itu ada rencana berenang, atau pun tidak.

Selepas snorkeling, kami mendarat di Pulau Pahawang untuk beristirahat. Pulaunya tak begitu besar, namun cantik bukan main. Terlebih kami datang menjelang sore hari ketika matahari memancarkan cahaya yang hangat dan menentramkan, syahdu. Pasirnya putih bersih, lautnya dangkal berwarna biru terang dengan ombak yang lembut.

Cantiknya aku. Eh, Pulau Pahawang maksudnya hehe

Rasanya tak ingin mengucapkan sampai jumpa. Namun apa daya, hari sudah sore. Kalau tak segera pulang, bisa-bisa kami masih di tengah laut saat hari sudah gelap. Hiiih

Sisi lain Pulau Pahawang

Empat puluh lima menit berikutnya kami habiskan di tengah laut untuk menyeberang kembali ke Pantai Sari Ringgung.

Perjalanan dari Pulau Pahawang menuju Pantai Sari Ringgung

Perjalanan masih panjang. Dari Pantai Sari Ringgung kami masih bingung. Gimana cara pulang ke hotel yaa? Sementara tak ada taksi online yang mau menjemput kami. Jauh.

Taksi online yang kami tumpangi saat berangkat telah menawarkan sebelumnya. Kalau susah cari kendaraan pulang hubungi saja, nanti dijemput. Namun ternyata dia meminta tarif yang tak masuk akal ๐Ÿ™‚

Kami berusaha untuk mencari kendaraan terlebih dahulu di Pantai Sari Ringgung. Kalau tak dapat, barulah kami menghubungi driver yang tadi.

Untungnya ada yang mau mengantarkan kami! Seorang bapak-bapak berusia sekitar 40 tahunan. Beliau bukan driver taksi online, hanya driver tembakan. Tarifnya kami negosiasikan di tempat.

Akhirnya tibalah kami di hotel tempatku menginap sekitar pukul 7 malam. Kami tak bisa berlama-lama istirahat, sebab aku harus segera bekerja.


Piknik colongan yang singkat namun berkesan. Benar-benar berkesan. Dan yang terpenting, aku puas. Memang sudah lama aku ingin ke Pulau Pahawang. Rasanya hari itu seperti semua dimudahkan ๐Ÿ™‚

Sebelum pulang naik ayunan dulu, tanggung baju sudah basah ๐Ÿ™‚

Sampai jumpa Pantai Sari Ringgung, sampai jumpa Pulau Pahawang, sampai jumpa Lampung!

Published by dwitunggadewi

Software developer, blogger, travel enthusiast

Leave a comment